HMI Madiun - Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah sebuah peristiwa monumental untuk bangsa Indonesia. Pernyataan politis satunya bangsa, tanah-air dan bahasa Indonesia menjadi salah satu batu sendi adanya bangsa Indonesia sekarang ini. Karena itu, peringatan hari Sumpah Pemuda pada dasarnya adalah juga peringatan akan keberadaan atau eksistensi ke-Indonesia-an.
Lebih penting lagi, peringatan berarti juga mengingatkan bahwa ke-Indonesia-an adalah proyek bersama yang perlu terus-menerus diwujudkan dalam hidup sehari-hari.Ke-Indonesia-an adalah proyek yang berkelanjutan.Elemen bangsa yang penting untuk melanjutkan proyek itu adalah orang-muda.
Sangat disayangkan bahwa akhir-akhir ini proyek meng-Indonesia itu agak terganggu, terlebih oleh mulai terkikisnya kohesi sosial di tengah masyarakat dan terasa makin menipisnya nasionalisme di kalangan orang muda.Sehubungan dengan hal ini pula, salah satu hal yang memprihatinkan adalah terasa menguatnya sekat-sekat agama.
Keprihatinan lain yang terkait dengan ke-Indonesia-an adalah dampak perubahan iklim yang mengancam kehidupan bangsa ini. Terancamnya pembangunan berkelanjutan berarti juga terancamnya keberlanjutan sebuah bangsa.
Keprihatinan lain yang terkait dengan ke-Indonesia-an adalah dampak perubahan iklim yang mengancam kehidupan bangsa ini. Terancamnya pembangunan berkelanjutan berarti juga terancamnya keberlanjutan sebuah bangsa.
Karena itu, yang dibutuhkan adalah pemahaman yang lebih utuh tentang ke-Indonesia-an dan segala macam masalah atau tantangan nyata yang dihadapi. Mengingat bahwa orang muda, khususnya mahasiswa-mahasiswi, adalah pewaris Indonesia, baik sebagai bangsa maupun tanah-air, di masa depan, pewarisan pemahaman itu menjadi sebuah keniscayaan. Benar, pewarisan pemahaman itu masih berlangsung, tetapi sering pada tataran ideologis yang abstrak.Pun, dengan makin bergolaknya dinamika masyarakat, pewarisan itu terancam terputus dan tidak terfokus.